Biro Hukum Setda Provinsi NTB melakukan kunjungan ke Desa Jurit, Kab. Lombok Timur dalam rangka Pelaksanaan Kegiatan Jumat Salam

Tim Biro Hukum Setda NTB saat program Jumat Salam di Desa Jurit, Jumat (1/3/2024). 

 

Jumat Salam Biro Hukum Serap Potensi Tali Rami dari Daun Nanas Desa Jurit

 

SELONG-Biro Hukum Setda NTB turun melakukan program Jumat Salam ke Desa Jurit, Lombok Timur, Jumat (1/3). Dalam kunjungan ini, sejumlah persoalan berhasil diserap dari masyarakat dan perangkat desa. 

"Terima kasih sudah dikunjungi, melalui Jumat Salam. Ini tidak diduga-duga," ungkap Pj Kades Jurit Toharudin. 

Toharudin menyampaikan, sumber daya manusia (SDM) di desanya terbilang rendah. Ini yang menjadi faktor banyaknya warga mengadu nasib menjadi Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Malaysia. Padahal di sisi lain, potensi alam di Desa Jurit, salah satunya di sektor perkebunan, cukup menjanjikan. 

"Kebanyakan jadi PMI," katanya. 

Di Desa Jurit didominasi warga yang berprofesi sebagai petani nanas. Terlihat dari luas wilayah perkebunan yang mencapai 170.895 hektare. Dua kali lipat dari lahan persawahan yang luasnya 83.808 hektare. 

Nanas menjadi sumber ekonomi utama bagi sebagian besar warga. Sayangnya, perhatian untuk sektor ini sangat minim. Toharudin mengatakan, banyak petani nanas yang tidak lagi menanam. Kondisi ini disebabkan langkanya pupuk. Juga hargannya yang terlampau mahal. 

Berbeda dengan petani pangan, petani nanas tidak bisa mendapat pupuk harga subsidi. "Tiga minggu terakhir saya keliling, banyak yang tidak menanam nanas karena masalah pupuk," sebut Pj Kades. 

Kaur Perencanaan Desa Jurit Lalu Hanafi mengungkapkan hal senada. Pupuk subsidi hanya bisa diperoleh petani tanaman pangan saja. "Yang petani nanas tidak dapat subsidi," kata Hanafi. 

Ia mengatakan, di Desa Jurit terdapat dua tipe tanah, basah dan kering. Lahan basah digunakan untuk pertanian pada. Sementara lahan kering, menjadi areal tanam untuk nanas. 

Selain masalah pupuk, Hanafi mengatakan, harga nanas juga tidak pernah stabil. Penyebabnya, petani hanya bisa menjual produk mentah. Yakni berupa buah nanas ke pengepul di Bali, Masbagik, Lombok Timur hingga Pasar Ampenan di Kota Mataram. 

Hanafi ingin, ada pendampingan dari pemerintah. Terkait bagaimana mengolah nanas menjadi produk turunan lainnya. Seperti selai, dodol, hingga tali rami atau tambang yang terbuat dari daun nanas. 

Selama ini, daun nanas hanya dimanfaatkan untuk pakan ternak. Sehingga tidak memberikan nilai tambah bagi petani. "Harapannya bisa ada pelatihan untuk petani. Supaya bisa daun nanas ini sebagai tali tambang," pinta Hanafi. 

Hanafi juga menyampaikan persoalan lain yang ada di Desa Jurit. Seperti pemberdayaan pemuda yang belum maksimal, pariwisata, angka stunting sebanyak 60 anak, perkawinan dini, hingga infrastruktur jalan. 

Terkait infrastruktur jalan, pemdes meminta ada atensi lebih dari pemerintah. Kondisi jalan di Desa Jurit perlahan mulai rusak. Terutama di bagian sempadan jalan. 

Kerusakan ini disebabkan lalu lintas truk pengangkut material galian c. Padahal tambang galian c tidak berada di wilayah Desa Jurit.  "Jadi lintasan dump truk. Intensitasnya tinggi," ungkapnya. 

Masalah perbaikan jalan ini sudah beberapa kali masuk dalam usulan di mustenbang daerah. Namun, tidak pernah terealisasi. "Ada aspirasi (anggota dewan) provinsi yang masuk juga. Tapi ya begitu, baru diperbaiki, bisa cepat rusak," katanya. 

Fungsional Perancang Perundang-undangan di Biro Hukum Setda NTB Muhammad Erwin mengatakan, potensi nanas harus ditingkatkan pada level industrialisasi. Sehingga ada nilai tambah yang bisa diberikan terhadap komoditas nanas. 

"Jadi ibu-ibunya bisa bikin selai nanas. Bapak-bapaknya bikin tali tambang. Ada pemasukan baru, sehingga tidak perlu jadi PMI," jelasnya. 

Sementara itu, Kasubbag TU Lalu Muhammad Zainuddin menekankan kepada pemdes untuk mengatensi tanah-tanah wakaf. Mengamankannya dengan pensertifikatan. "Tidak sedikit gugatan tanah wakaf itu. Jadi kalau ada sertifikat, tidak semudah itu pindah tangan," tegasnya. 

Dalam waktu bersamaan, saat kunjungan Biro Hukum, di kantor Desa Jurit ada kegiatan operasi pasar beras murah. Terkait itu, Pj Kades Toharudin menyebut, warga antusias mengikuti kegiatan tersebut. 

Katanya, wilayah Desa Jurit memang bukan pertanian khusus padi. Sehingga dengan adanya program operasi pasar, sangat membantu masyarakat. Apalagi di tengah kenaikan harga beras di pasaran. 

"Kalau bisa bantuan pangan ini terus dilakukan. Apalagi mau Ramadan, harga-harga pasti akan naik semua," tandasnya.

 

#NTBMajuMelaju

#NTBSehatDanCerdas

#BiroHukum

#JDIHNTB

Jenis: